SITUASI NYATA PEMBELAJARAN DARING DI MASA COVID-19
Oleh: Alviera Fitriyana 1701915
Mahasiswa
Pgsd Penjas di Universitas Pendidikan Indonesia
Sudah
dipenghujung tahun 2020 sebentar lagi akan memasuki tahun baru 2021,
pembelajaran disekolah masih dilakukan secara daring semenjak pandemi covid-19
melanda Indonesia. Apakah pembelajaran daring ini berjalan baik?.
Diawal
tahun 2020 dunia digemparkan dengan adanya virus baru yang bernama Coronavirus
Disease 2019 atau sering disebut COVID-19. Virus ini berasal dari kota Wuhan,
Tiongkok. Virus ini ditemukan diakhir tahun 2019 sampai saat ini. Penyebaran
virus ini sangat cepat melalui sentuhan anatara manusia, percikan air liur,
ataupun melalui benda yang disentuh oleh orang yang terinfeksi. Hingga saat ini
virus ini menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia.
Dikarenakan
tingkat penyebaran yang sangat cepat dan tingkat kematian tinggi yang
disebabkan oleh virus ini, maka berbagai negara termasuk Indonesia melakukan
quarantine dan sosial distancing. Hal ini menyebabkan berbagai instansi
termasuk sekolah berbagai jenjang pendidikan melakukan karantina mandiri
sehingga bekerja dan belajar di rumah sampai waktu yang belum pasti pandemi ini
berakhir.
Bebrapa
pemerintahan daerah mulai menerapkan metode belajar dengan sistem dalam
jaringan (daring) atau online sejak 16 maret 2020. Tetapi hal tersebut tidak
sepenuhnya berlaku bagi beberapa sekolah di beberapa daerah termasuk daerah
yang berada dipelosok. Jangankan sekolah yang berada dipelosok yang mana sinyal
tidak terdapat disana, disekolah yang dekat dengan perkotaan saja masih
terdapat sistem luring dalam melaksanakan pembelajarannya dikarenakan satu dan
lain hal.
Sistem
pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online merupakan sistem pemeblajaran
tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Yang mana sistem
pembelajaran daring ini dilakukan melalui media elektronik seperti, whatsapp,
telegram, zoom meeting, clasroom, edmodo, dll. Guru dituntut untuk menguasai
berbagai media elektronik beserta aplikasi pendukung pembelajarannya. Selain
guru orang tua pun ikut berkecimpung dan sama-sama dituntut untuk dapat
mengerti dan menguasai media dan aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran
agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik khususnya orang tua siswa sekolah
dasar.
Tetapi
pada kenyataannya masih banyak guru dan orang tua siswa yang sangat minim
pengetahuan dalam mengoprasikan media aplikasi pembelajaran. Sehingga
kebanyakan sekolah dasar dalam melakukan pembelajaran daring ini menggunakan
whatsapp group yang mana terdapat guru dan orang tua siswa di dalamnya. Materi
pembelajaran diberikan setiap hari sesuai jadwal pelajaran berupa pesan text,
foto modul, dan video pembelajaran jika diperlukan.
Seperti
yang saya katakan diatas, bahwa tidak semua sekolah dapat melaksanakan
pembelajaran daring atau online. Masih ada bahkan mungkin masih banyak sekolah
yang melaksanakan pembelajaran dengan sistem luring dengan cara mengambil
lembar materi tugas kesekolah dan menyerahkannya kembali kesekolah sesuai waktu
batas pengumpulan tugas. Hal ini terjadi karena masih adanya keterbatasan
ekonomi keluarga apalagi disaat pandemi seperti ini. Masih banyak keluarga yang
tidak memiliki handphone yang mumpuni yang dapat membantu dalam proses
pembelajaran.
Kondisi,
keadaan, dan kemampuan masyarakat di Indonesia tak setara. Sehingga dalam satu
kelas ada yang mampu dan memahami sistem dan media pembelajaran, ada juga yang
kurang mampu untuk mengikuti pembelajaran daring yang lebih efektif lagi. Hal
ini meliputi perangkat yang dibutuhkan seperti handphone dan kuota internet
serta meliputi kemampuan orang tua tersebut untuk mengoprasikan aplikasi
pembelajaran lainnya.
Seperti
yang terjadi disalah satu sekolah dasar di daerah kabupaten Bandung, dimana
sistem pembelajaran disana dilakukan secara daring dan luring. Yang mana siswa
mengambil lembar materi tugas ke sekolah dan mengumpulkannya kembali kesekolah
sesuai waktu yang ditentukan. Ada salah satu orang tua murid yang meminta
pembelajaran dilakukan mnggunakan zoom meeting, tetapi sayangnya hal tersebut
tidak dapat dilakukan karena masih adanya orang tua siswa lain yang tidak mampu
mengikuti sistem pembelajaran menggunakan media tersebut. Hal tersebut sangat
disayangkan karena berdampak kepada sebagian orang yang mampu untuk mendapatkan
pembelajaran yang lebih baik.
Selain
permasalahan tersebut, ramai sekali yang menceritakan pengalaman orang tua yang
kesulitan dalam mendampingi anaknya belajar. Tak dipungkiri tugas orang tua
bertambah dengan diberlakukannya belajar secara daring ini. Selain mengurusi
pekerjaannya kini orang tua harus mendampingi dan ikut belajar untuk anaknya. Oleh
karena permasalahan ini diberitakan ada yang berakhir tragis.
Dengan
kejadian tersebut dan dengan pengalaman orang tua membimbing anak belajar
selama masa pandemi ini diharapkan orang tua menyadari bahwa mendidik anak itu
tidak mudah, sehingga perlu orang tua untuk mengetahui cara membimbing anaknya
belajar. Bahwasannya membimbing anak belajar itu diperlukan ilmu dan kesabaran
yang besar.
Solusi
atas permasalahan ini, diharapkan pemerintah dapat menyetarakan terlebih dahulu
fasilitas pembelajaran bagi setiap siswa jika sistem pembelajaran ini akan
berlangsung lama. Alhamdulillah mengenai permasalahan kuota saat ini sudah
mulai teratasi dengan baik. Selanjutnya, diharapkan adanya suatu sosialisasi
bimbingan teknik penggunaan cara menjalankan aplikasi edukasi kepada guru dan
orang tua siswa.
Dari
pembelajaran jarak jauh ini sudah sangat terlihat bahwa pembelajaran
konvensional atau secara langsung dilakukan di sekolah bersama guru lebih
efektif. Seperti yang dipaparkan oleh pakar
pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari
Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh
teknologi”.
Komentar
Posting Komentar